Minggu, 14 Juni 2015

Saya Singgah

Ohisashiburi~~
Konbanwa Miinaaa-saaan
Berhari-hari, Berbulan-bulan. Bertahun-tahun lamanya tidak membuka blog ini. Singgah hanya untuk meningkatkan viewer saja. Wah kacaw!! xD

Lalu apa yang membuat saya kembali ke sini dan menorehkan beberapa, ah tidak banyak kata di sini? Alasannya karena sekarang saya memiliki banyak waktu yang luang. Yap! Libur 3 bulan lamanya setelah menempuh dua semester di bangku perkuliahan tercinta ini. Aaah~ selain sibuk kuliah, saya pun sekarang mulai disibukkan dengan kegiatan himpunan yang biasa kami panggil oleh para mahasiswa/i Pendidikan Bahasa Jepang sebagai HIMABAJA alias Himpunan Mahasiswa Bahasa Jaw- eeh salah Jepang maksudnya. *Kenapa gak HIMABAJE?wkwkwk* -,- oke, forget it!

Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, karena terlalu banyak waktu luang yang saya miliki kali ini, saya ingin yah seperti curhat atau semacamnya. Mulai dari mana ya enaknya?... Hmm~~

Ah!
Sebelumnya saya pernah mem-posting tentang SNMPTN, kan? Yah itu seperti hasil saya selalu berserah diri pada-Nya. Sungguh dengan diterimanya saya di Universitas dengan Jurusan yang saya harapkan, merupakan hadiah dari-Nya dan jawaban atas segala doa saya. Meskipun banyak orang berkata bahwa sangat kecil kemungkinan saya akan diterima di jurusan yang saya pilih. Ada juga yang berkata bahwa, bagaimana mengatakannya ya, hmm... intinya katanya apa yang saya pilih sama dengan bunuh diri(?), yah kurang lebih seperti itu. Tapi, kasarnya, "Masa Bodo!" itu yang ada dalam benak saya. Saya juga memilih jurusan ini dengan berbagai pertimbangan. Jujur saya memiliki cita-cita yang SANGAAAAT TINGGGI. Saya ingin masuk ITB di jurusan FSRD, karena saya suka menggambar, apalagi seni murni. Tapi, dari keluarga tak ada yang mendukung, dan seiring berjalannya waktu saya berpikir, "Apa benar saya mampu menjalaninya jika saya diterima? Apa benar ini kemampuan saya yang sebenarnya?" selain itu, kemampuan dan teknik saya menggambar tak pernah berkembang karena rasa malas yang mengalahkan semua angan-angan ini.

Tapi beruntunglah saya orang yang mudah menyukai hal-hal yang baru dan menarik. Sebelum masuk SMA pun, saya sudah tertarik dengan Bahasa, awalnya saya suka Bahasa Korea, tp di SMA pembelajari Bahasa Jepang, ya bukan mau tidak mau, jujur saya tertarik dengan Bahasa yang satu ini. Apa yang membuat saya lebih tertarik kepada Bahasa Jepang dibandingkan Bahasa Korea?
1. Huruf
Jepang memiliki 3 huruf, Hiragana, Katakana, dan Kanji (diadopsi dari Kanji Cina dengan beberapa modifikasi).. Apalagi Kanji yang membuat saya penasaran, karena dibalik bentuknya yang rumit, ternyata ada filosofi dibalik pembentukan setiap Kanji tersebut. 
2. Budaya
Jelas di setiap negara di seluruh dunia memiliki budayanya sendiri. Ciri bahwa mereka mempunyai adab dan identitas diri. Saya mengatakan Budaya sebagai identitas karena setiap negara memiliki budaya yang menjadikan mereka berbeda satu sama lain. Begitu pula dengan negara bunga sakura

Jumat, 09 Januari 2015

ANALISIS PERBANDINGAN BAHASA JEPANG STANDAR DENGAN DIALEK SODEGAHAMA DALAM DORAMA AMA-CHAN EPISODE 1-6 oleh Alfi Rizki Khoiriyyah



ANALISIS PERBANDINGAN BAHASA JEPANG STANDAR
DENGAN DIALEK SODEGAHAMA
DALAM DORAMA AMA-CHAN EPISODE 1-6

Alfi Rizki Khoiriyyah
Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang
FPBS Universitas Pendidikan Indonesia


Abstrak: Bahasa Jepang merupakan bahasa yang sekarang sedang populer di kalangan penduduk Indonesia, terutama remaja. Banyak yang tertarik untuk mempelajari bahasa Jepang dengan berbagai alasan. Salah satu cara yang dilakukan untuk mempelajari bahasa Jepang adalah dengan menyimak tontonan-tontonan yang berkaitan dengan Jepang melalui dorama. Salah satu dorama terkenal di Jepang, yaitu Ama-chan (あまちゃん) yang mengangkat kebudayaan di daerah Sodegahama, Perfekture Iwate, yang salah satunya adalah dialek Sodegahama. Selain dialek, dalam dorama ini pun diperlihatkan keragaman budaya, kebiasaan, dan beberapa makanan khas daerah Sodegahama. Dalam dorama ini, ditunjukkan ada beberapa warga yang tidak menggunakan dialek atau aksen Sodegahama.

Kata kunci: dialek Sodegahama, aksen, budaya, dorama Amachan, bahasa Jepang Standar