ANALISIS PERBANDINGAN BAHASA JEPANG STANDAR
DENGAN DIALEK SODEGAHAMA
DALAM DORAMA AMA-CHAN EPISODE 1-6
Alfi
Rizki Khoiriyyah
Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang
FPBS Universitas Pendidikan Indonesia
Abstrak: Bahasa Jepang merupakan bahasa yang
sekarang sedang populer di kalangan penduduk Indonesia, terutama remaja. Banyak
yang tertarik untuk mempelajari bahasa Jepang dengan berbagai alasan. Salah
satu cara yang dilakukan untuk mempelajari bahasa Jepang adalah dengan
menyimak tontonan-tontonan yang berkaitan dengan Jepang melalui dorama. Salah satu dorama terkenal di Jepang, yaitu Ama-chan
(あまちゃん) yang mengangkat kebudayaan di daerah
Sodegahama, Perfekture Iwate, yang salah satunya adalah dialek Sodegahama.
Selain dialek, dalam dorama ini pun
diperlihatkan keragaman budaya, kebiasaan, dan beberapa makanan khas daerah
Sodegahama. Dalam dorama ini,
ditunjukkan ada beberapa warga yang tidak menggunakan dialek atau aksen
Sodegahama.
|
1. Pendahuluan
Bahasa
sebagai alat komunikasi yang mengadung beberapa sifat, yaitu sistematik,
manasuka, ujar, manusiawi, dan komunikatif. Selain itu, “bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi,
bekerja sama, dan mengidentifikasi diri dalam suatu masyarakat bahasa”
(Asasupi, 2014:3).
Jadi,
bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat bahasa. Masyarakat
yang berbahasa yang memiliki kebudayaan. Karena bahasa itu sendiri tak bisa lepas
dari budaya masyarakat tertentu. Di setiap belahan bumi ini, dengan banyaknya
budaya, tak akan terhindar dari banyaknya pula bahasa yang berbeda-beda di
dunia.
Seperti
di negara yang memiliki julukan Matahari Terbit, Jepang, memiliki lingua franca, yaitu Bahasa Jepang
Standar, namun ternyata Jepang memiliki beragam bahasa di setiap daerahnya yang
disebut sebagai dialek atau aksen yang yang hanya diujarkan oleh sekelompok
orang yang mendiami
suatu daerah tertentu.
Dalam dorama (drama Jepang) Ama-chan, yang
menjadi salah satu dorama paling
terlaris di Jepang pada tahun 2013 dengan 156 episode, menunjukkan para
pemainnya berbahasa dengan dialek Sodegahama. Dialek yang dipakai oleh penduduk
di daerah Sodegahama, Perfektur Iwate. Namun, ada juga beberapa penduduk yang
tidak menggunakan dialek tersebut.
Maka
dari itu, penulis tertarik untuk mengulas sedikit perbandingan dari bahasa
standar Jepang dengan dialek Sodegahama yang ada dalam dorama Amachan mulai dari episode 1-6. Mengingat waktu dan
pengetahuan yang terbatas, maka penulis hanya mengambil 6 episode pertama dalam
dorama ini sebagai acuan dalam
penulisan jurnal ini. Apabila terdapat kekurangan di dalam jurnal ini, mohon
akan saran dan masukkan yang dapat membantu akan perkembangan jurnal ini.
2.
Metode Penelitian
Metode
penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah menganalisis dialog antara
pemeran dari dorama Ama-chan dan
kajian pustaka dari buku yang berkaitan dengan dialek Jepang, kebudayaan dan
dari kamus bahasa Jepang standar oleh Goro Taniguchi.
3. Bahasa Jepang Standar
Bahasa Jepang standar sebenarnya masih masuk ke
dalam suatu dialek, yaitu dialek Tōkyō. Bahasa Jepang standar berpusat pada bahasa
daerah di kota Tōkyō. Karena banyak masyarakat Jepang yang menggunakan dialek
Tōkyō sebagai bahasa yang mereka gunakan di kehidupan sehari-hari, maka
digunakanlah dialek Tōkyō sebagai bahasa Jepang standar, atau sebagai lingua franca. Bahasa Jepang yang
menjadi lingua franca di Jepang disebut hyōjungo (標準語
(bahasa Jepang Standar) atau kyōtsūgo (共通語 (bahasa umum).
Yang
menjadi ciri dari dialek Tōkyō atau bahasa Standar Jepang adalah bahasa yang
pertama kali dipelajari di sekolah atau perguruan tinggi untuk jenjang formal.
Contohnya seperti di bawah ini :
1. 私 の
名前 は
大友 です。
Watashi no namae wa Ootomo desu.
Nama
saya adalah Ōtomo.
2. 今、私 は
宿題 を
しています。
Ima, watashi ha shukudai o shiteimasu.
Sekarang
saya sedang mengerjakan pekerjaan rumah.
Huruf
Jepang yang ditebalkan merupakan salah satu ciri dari bahasa Jepang standar,
yang apabila dibaca menjadi “desu”
untuk contoh nomor 1. Sedangkan untuk
contoh nomor 2, yang menjadi ciri adalah kata yang dibaca “masu”. Kedua kalimat di atas merupakan contoh kalimat yang formal
dan masih termasuk ragam bahasa sopan.
Bahasa Jepang juga digunakan oleh
sejumlah penduduk negara yang pernah ditaklukkannya seperti Korea dan Republik
Tiongkok. Ia juga dapat didengarkan di Amerika Serikat (California dan Hawaii)
dan Brasil akibat emigrasi orang Jepang ke sana. Namun keturunan mereka yang
disebut nisei (二世, generasi
kedua), tidak lagi fasih dalam bahasa tersebut.
Bahasa Jepang terbagi kepada dua
bentuk yaitu hyōjungo
(標準語), pertuturan standar, dan kyōtsūgo
(共通語), pertuturan umum. Hyōjungo
adalah bentuk yang diajarkan di sekolah dan digunakan di televisi dan segala
perhubungan resmi.
4. Dorama Ama-chan
Dorama Ama-chan (あまちゃん) adalah salah satu drama Jepang yang
populer di kalangan masyarakat Jepang. Asadora (Asa = pagi, dora = drama) berdurasi 15
menit dengan 156 episode dan dibagi 6 episode per-minggunya,
mulai tayang sejak 1 April 2013 hingga 28 September 2013 lalu di stasiun NHK
Jepang.
Sinopsis Ama-chan
Bercerita
tentang seorang pelajar berusia 16 tahun, Amano Aki yang berjuang dari seorang
Ama-chan menjadi Ama-san. Ama-san sendiri adalah sebutan bagi seorang wanita
penyelam di negara Jepang.
Saat liburan musim panas, Amano
Aki beserta Ibunya, Haruko, pergi ke kampung halamannya di Kitasanriku. Di
sana, dia bertemu Neneknya dari pihak Ibu bernama Natsu untuk pertama kalinya.
Natsu adalah wanita penyelam dan Aki berpikir bahwa menyelam itu begitu keren.
Aki adalah seorang siswa SMA tingkat dua dan saat itu dia berjuang untuk bisa
bersaing dengan kehidupan yang serba cepat di Tōkyō.
Setelah terkurung sekian lama
dalam alamnya yg sempit di Tōkyō, segala sesuatu yang ia lihat di pedesaan
ternyata sangat menarik baginya. Dan lebih dari itu semua, melihat Neneknya
menyelam di bawah deru ombak sepanjang pesisir pantai, meninggalkan dampak
besar pada dirinya bahwa "Aku ingin menjadi seorang penyelam..."
5. Perbandingan
Bahasa Standar Jepang dan Dialek Sodegahama dalam Dorama Ama-chan
Dalam
dorama Ama-chan, dengan diangkatnya
dialek Sodegahama dalam percapakan penduduk sehari-hari dapat menarik perhatian
penduduk Jepang sehingga membuat dorama
ini menjadi salah satu dorama paling
populer di tahun 2013. Para pemeran yang sangat apik membawakan perannya
masing-masing dan jalan cerita yang menarik.
Salah
satu pemeran utama dalam dorama ini
yang awalnya menggukan bahasa Jepang standar, perlahan sering menggunakan
dialek Sodegahama. Seperti kata berikut :
じぇじぇ!(Jejeh!), yang artinya ungkapan rasa
terkejut seseorang saat menanggapi suatu hal. Dan seperti ini mengatakannya
dalam bahasa Jepang standar, berikut perbandingan antara dialek Sodegahama
dengan bahasa Jepang standar.
1) 「じぇじぇ!」= 「びっくりした!」
2)
Jejeh!
= Bikkurishita!
Kedua
pengucapan itu artinya sama, yaitu mengungakapkan ekpresi terkejut akan sesuatu
hal. Lalu dikatakan pula dalam dorama
Ama-chan episode 2, Aki bertanya mengapa apa arti dari じぇ!じぇ!. Kemudian salah seorang dari mereka
menjawab pertanyaan Aki, bahwa di sini (Sodegahama), sejak dulu jika terkejut
akan mengatakan 「じぇ!」”Jeh!”.
Lalu
Aki bertanya kembali, bagaimana jika sangat terkejut. Yang lainnya menjawab 「じぇじぇ!」”Jejeh!”,
bagaimana kalau sangat sangat terkejut, kemudian dijawab lagi 「じぇじぇじぇ!」”Jejejeh!”.
Jadi kesimpulan yang Aki dapat, jika benar-benar terkejut tinggal menambahkan kata
「じぇ!」”Jeh!”
saja. Mulai dari sana, ketertarikan Aki akan kota Sodegahama. Dan
perlahan-lahan, Aki sering berbicara dengan dialek atau aksen Sodegahama.
Satu
lagi ekspresi yang sering didengar dalam dialek Sodegahama, yaitu kata 「んだ。」”Nda.” yang memiliki kesamaan seperti 「はい」”Hai” dalam bahasa Jepang standar yang artinya “Iya”.
Namun
masih banyak perbandingan bahasa yang bisa ditemukan dalam dorama ini. Jika dicermati lagi lebih jauh.
Kalimat
pertama pada episode 1 Ama-chan yang dapat dianalisis adalah sebagai berikut.
菅原さん
: 「いっしょに。。。だれ だべ?」
Sugawara-san : “Isshoni...dare
dabe?”
Sagawara
: “Siapa itu dengannya?”
Kurang lebih jika dikatakan dalam
bahasa Jepang standar seperti ini, 「いっしょに。。。だれですか。」”Isshoni..daredesuka.”
Ucapan
yang sama juga ada dalam episode 4 saat Daikichi mengungkapkan isi hatinya
kepada ibu Aki, Haruko.
大吉さん :「春ちゃんが 帰たくな ずっとまってたんだべ」
Daikichi-san : “Haru-chan
ga kaitakuna zutto matte tandabe”
Daikichi-san : “Selama ini aku sudah lama menunggumu untuk kembali
pulang.”
Jika
diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang standar dapat diucapkan kurang lebih
seperti ini, 「春ちゃんが 帰りたくな ずっとまってでしょ。」”Haru-chan
ga kaeritakuna zutto mattedesho.”
Lalu
saat Yayoi-san mengatakan「おめが」”Omega”
yang artinya “kamu”, di dalam terjemahan bahasa Jepang standar dituliskan 「おまえが」”Omaega”
yang memiliki arti yang sama. Selain itu Katsue-san juga mengatakan 「やんねど バカたね」”Yannedo
bakatane” yang artinya “Apa kau bercanda? Jangan bilang hal-hal yang
konyol..”, sedang terjemahan dalam bahasa Jepang standar ditulis 「またまた、バカを言うな」”Matamata,
baka o iuna” dengan arti yang sama pula.
Di episode 2 ini, Katsue-san
bertanya pada Aki bagaimana rasa bulu babi yang dimakan olehnya.
かつ枝さん :「どうんな だわらさ。うめが?」
Katsue-san : “Dounna
dawarasa. Umega?”
Katsue
: “Bagaimana menurutmu? Apa itu enak?”
Sedangkan
dalam terjemahan bahasa Jepang standar ditulis,
「どうだ、うまいか?」”Douda,
umaika?” artinya juga sama “Bagaimana menurutmu? Apa itu enak?”
Di
episode 3 pun tak banyak yang didapat percakapan dengan menggunakan dialek
Sodegahama. Ketika Natsu-bappa menunjukkan baju Kasuri lengan pendek yang biasa
digunakan untuk menyelam.
夏ばっぱ :「どこさでてっぺ」
Natsu-bappa : “Doko sadeteppe”
Natsu-bappa
: “Aku taruh di sana.”
Bila diucapkan dalam
bahasa Jepang standar menjadi 「そこで置く」”Soko
de oku” yang artinya “Aku taruh di sana”.
Dan terakhir di episode
5, untuk pertama kalinya Aki bertemu dengan seorang anak yang sebaya dengannya,
yaitu Yui Adachi. Perbincangan yang dilakukan oleh Aki yang mengunakan dialek
Sodegahama dan Yui yang bahasa Jepang standar sebagai berikut.
ゆい :こうこうせい?
あき :んだ。二年生だ。
ゆい :ええ。。なまっての。
あき :じぇじぇじぇ!
Yui : “Koukousei?”
Aki : “Nda. Ninenseida.”
Yui : “Hee.. Namatteno”
Aki : “Jejejeh!”
Yui
: “Kamu anak SMA?”
Aki
: “Iya. Tingkat 2.”
Yui
: “Eh! Kamu bicara menggunakan aksen (dialek)”
Aki
: “Jejejeh!”
Yui
yang merupakan penduduk lokal tidak menggunakan dialek berbanding terbalik
dengan Aki yang asli dari Tokyo namun sudah terbiasa dengan dialek Sodegahama. Bagian
yang dicetak tebal merupakan ciri dari dialek Sodegahama.
6. Simpulan
Bahasa Jepang standar merupakan
bahasa Jepang yang banyak digunakan oleh warga Jepang yang berpusat di Tokyo.
Karena bahasa Jepang standar sendiri merupakan dialek, yaitu dialek Tokyo.
Selain bahasa Jepang standar, ada berbagai macam dialek lagi yang tersebar di
berbagai daerah. Contohnya dialek Sodegahama yang berada di daerah Sodegahama,
Perfectur Iwate.
Dialek ini bisa didengar oleh
kita sebagai penutur asing dalam dorama
Ama-chan. Salah satu dorama populer
di tahun 2013 di Jepang. Dorama yang
mengangkat budaya seorang penyelam wanita yang bertugas menangkap bulu babi /
uni dalam bahasa Jepang yang disebut Ama-san.
Yang membedakan antara bahasa
Jepang standar dengan dialek Sodegahama jika mendengarkan perbincangan antara
pemain dalam dorama Ama-chan cukup
sulit. Hanya
beberapa saja yang bisa didengar dengan jelas perbedaannya. Seperti kata 「んだ」”Nda” yang memiliki arti “Iya”, sama dengan 「はい」”Hai” bila diucapkan dalam bahasa Jepang standar. Kemudian
mengekspresikan keterkejutan akan suatu hal, dalam dialek Sodegahama adalah 「じぇ!」”Jeh!”, bila bahasa Jepang standar akan mengekspresikannya
dengan mengucapkan 「びっくりした!」”Bikkurishita!”.
Ciri
lain dari dialek ini adalah, diujung percapakan akan terdengar kata だ “da”, だべ “dabe”, てっぺ “teppe”.
Hanya
sebagian kecil yang didapat dalam 6 episode pertama ciri-ciri dialek Sodegahama.
Jika dianalisis lebih lanjut, pasti lebih banyak lagi ciri dari dialek
Sodegahama dan perbandingannya dengan bahasa Jepang standar.
7. Daftar
Pustaka
-
Ama-chan episode 1 - 6
-
Aziz, Firman dkk.2014.Taktis Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Bandung: asasupi
-
dan D.
C. Palter.2006. Colloquial Kansai
Japanese: The Dialects and Culture of the Kansai Region (Tuttle Language
Library).Jepang:
Turtle
-
Taniguchi,Goro.2007.Kamus Standar Bahasa Jepang – Indonesia.Dian Rakyat: Jakarta
-
Jurnal : Miyake, Yoshimi.1995.A
Dialect in the Face of the Standard: A Japanese Case Study. Vol 21. No 1
-
Jurnal
: 2012.Ph.D. The University of Tokyo.High Vowel Devoicing in Japanese: As an Indicator of
Standardization of Dialects (in Japanese)
-
Jurnal
: Hara, Kiyoshi.2005.Regional
dialect and cultural development in Japan and Europe.Volume 2005
-
http://ahsanba.blogspot.com/2014/01/amachan-subtitle-indonesia.html
-
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jepang
-
http://ja.wikipedia.org/wiki/あまちゃん
-
http://www.jitco.or.jp/webtomo/pdf/language_Indonesia2010_08.pdf
-
repository.maranatha.edu/7561/3/0342034_Chapter1.pdf
tersedia juga di kelas-dawam.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar