Sabtu, 22 November 2014

Suffer


Sudah lama aku menyimpan perasaan sepihakku ini padanya. Tapi sekuat apapun aku menahannya, semuanya jadi meluap keluar. Awalnya aku ingin merahasiakan semuanya sendiri. Memberinya sinyal bahwa aku memiliki perasaan padanya, tak ingin mengungkapkannya secara terang-terangan. Tapi semua tidak sesuai yang aku kehendaki. Dia mengetahuinya karena kebodohanku sendiri. Tidak sepenuhnya salahku mungkin. Aku mengatakan kepada sahabat-sahabatku.

Aku mencintaimu, sampai dada ini sesak.
Aku menyayangimu, sampai aku rela mengorbankan apapun.
Aku ingin kau bahagia, sampai aku rela mengalah dan tak mengeluh.
Aku ingin mengeluh padamu, tapi hanya diam yang akhirnya akan aku dapatkan darimu.
Aku ingin egois, tapi aku tahu seegois apapun aku, kamu tak akan goyah.
Bolehkah aku egois? Sekali saja? Aku mohon.
Aku bersedia merendah untukmu.
Aku rela dianggap gila olehmu.
Aku tahu...
Maafkan aku...
Tapi sekali saja, aku mohon padamu.
Tak bisakah kumiliki hatimu?
Aku tahu itu tak mungkin.
Jika kumiliki dirimu?
Tidak dengan hatimu pun aku rela.
Tak bisakah kamu berpura-pura?
Memiliki perasaan yang sama denganku?
Berpura-pura kamu mencintaiku?
Aku ingin merasakan bagaimana rasanya dicintai olehmu.
Meski aku tahu itu tak akan pernah terjadi.
Aku tahu itu.
Sungguh aku tahu itu.
Aku mengerti akan hal itu.
Tapi aku memohon sekali lagi.
Bisakah kamu menoleh ke arahku?
Barang sedetik saja?
Akan sangat tak bersyukur jika aku meminta lebih.
Hahahahaha.... aku tahu aku sangat tak bersyukur.
Maafkan perasaan ini.
Maafkan aku diriku.
Aku begitu lemah dan tak berdaya hingga diriku terlalu menderita karena mencintaimu.
Maafkan aku diriku, karena terlalu terfokus pada satu cinta.
Aku tahu diriku lelah, tapi aku dan diriku tak bisa berhenti berharap.
Maafkan aku diriku.
Maafkan aku.
Aku tahu orang akan menganggap diriku berlebihan.
Tapi mereka yang memiliki perasaan sepertiku akan mengerti.
Bagaimana sakitnya mencintai orang yang JELAS tak pernah memiliki perasaan yang sama dengan yang kita rasa.
Melankolis?
Benar.
Hidupku terlalu didramatisir.
Maaf jika perasaan yang aku miliki mengganggu semua orang.
Merasa bosan mendengar keluhan yang sama setiap saat.
Hanya tak ingin semua ini menumpuk setiap detiknya.
Aku tak ingin menjadi gila karena perasaan ini.
Karena aku lemah.
Maaf.
Maaf.
Maaf.
Maaf karena selalu mengemis cintamu.
Aku tahu kamu pasti tak suka orang sepertiku yang selalu mengemis cinta padamu.
Hahahaha... Maafkan aku diriku.




By. Alfi Rizki Khoiriyyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar